Saat ini, pertumbuhan jumlah penggunaan ponsel pintar meningkat pesat. Bahkan, jumlah ponsel pintar dapat dimungkinkan melebihi jumlah penduduk dunia saat ini. Hampir kesemuanya terkoneksi dengan internet. Dalam pemanfaatan sistem informasi, satu orang dapat memiliki beberapa gadget. Sementara satu gadget dapat terisi oleh beberapa aplikasi. Padahal, boleh jadi, satu aplikasi terdapat beberapa akun. Satu akun boleh jadi memiliki beberapa personaliti. Satu personaliti dapat mengerjakan beberapa task (tugas). Sementara satu task ini terhubung pada beberapa sumber pendukung informasi. Satu sumber pendukung ini dapat mempunyai celak keamanan.
Uraian diatas, cobalah kita amati pada diri kita sendiri. Satu orang mempunyai beberapa piranti, benarkah? Tentu saja bisa benar, laptop kita, ponsel pintar kita, televisi, dan sebagainya. Bahkan terkadang orang dapat mempunyai lebih dari dua ponsel pintar. Ketika produk terbaru dari suatu brand ternama keluar, maka berbondong-bondong orang ingin membeli walaupun ponsel pintarnya masih berumur kurang dari dua tahun. Satu gadget dengan beberapa aplikasi? Tentu saja. Padahal satu aplikasi bisa saja mempunyai beberapa akun. Ya, sebagai contoh, satu orang memungkinkan mempunyai beberapa akun facebook, atau beberapa aplikasi media sosial lainnya. Satu orang dapat mempunyai beberapa akun gmail atau beberapa aplikasi surat elektronik lainnya.
Salah satu contoh celah keamanan adalah persoalan bagaimana kita mengatur password sebanyak akun yang kita miliki dalam banyak aplikasi. Berapa banyak aplikasi, berapa banyak akun yang kit miliki, sejumlah itu juga kita harus mengatur dan menyimpan password. Password seringkali terlupakan bahkan hanya sepersekian waktu (sesaat) setelah kita membuat akun. Padahal jikalau kita menggunakan password yang sama untuk semua akun yang kita miliki, maka celak keamanannya semakin besar. Sekali ter-hack, maka dapat memungkinkan semua akun kita juga terbajak. Kita dapat meminimalkan celah keamanan dengan membuat password sepanjang mungkin dengan kombinasi huruf-angka dan beberapa karakter spesial.
Contoh celah keamanan yang lain adalah mengenai penggunaan WIFI. Ada sejumlah hotspot dan bahkan gratis di sejumlah tempat umum, rumah sakit, bandara, kafe, dan sebagainya. Namun, pernahkah kita bertanya apakah WIFI tersebut aman? Bagaimana kriteria koneksi yang aman? Atau bahkan sangat memungkinkan celah keamanan itu dapat diungkap dari orang kita mintai bantuan untuk menyetel koneksi dari piranti kita. Perlu diingat bahwa semua akun dan password yang pernah kita simpan dalam piranti kita (laptop/ponsel), entah akun punya kita sendiri atau akun punya teman yang numpang pinjam login, dapat dilihat secara “telanjang” melalui riwayat penyimpanan pada aplikasi tertentu.
Nah, mulai sekarang yuks kita berhati-hati dengan penggunaan piranti kita!
(Sebagian tulisan ini adalah resume dari pemaparan Bapak Prof Eka Indrajit dalam acara seminar nasional dan Rapat Koordinasi Wilayah APTIKOM Jateng)