Teknologi Telekomunikasi 5G dan Bangkitnya Internet of Things

IOT, singkatan dari “Internet of Things”, adalah tren mengenai perangkat yang saling terhubung yang memungkinkan generasi baru ini menciptakan solusi yang membuat hidup “lebih cerdas”. Mobil yang mengemudikan sendiri (self-drive car) , aksesoris cerdas, rumah yang terhubung, kantor, dan smart-government hanyalah beberapa kategori yang cukup populer di spektrum teknologi di mana perusahaan berusaha mengubah cara kerja dunia dengan Internet. Inti IOT hanya untuk membantu melepaskan beban hidup kita dengan memungkinkan akses terhadap kenyamanan, informasi, dan komunikasi sebagaimana dan kapan kita membutuhkannya. Teknologi ini dapat membantu kita dalam melakukan tugas rutin, memperbaiki kinerja, dan membuat keputusan yang tepat untuk kita. Dengan 5G, solusi seperti self-drive car dan robot pengantar mungkin saja menjadi kenyataan, karena 5G menyediakan bandwidth dengan latensi yang rendah sehingga komputer dapat selalu terhubung ke internet tanpa mengalami kelambatan dan kesalahan.

Kehadiran Internet telah mengubah gaya hidup manusia dan menciptakan banyak industri baru yang serba digital. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, percaya bahwa teknologi Internet mobile 5G akan kembali menciptakan perubahan baru dalam gaya hidup manusia dan industri secara khusus.

Teknologi seperti ini disebutnya sejalan dengan fokus pembangunan sektor komunikasi dan informatika di Indonesia, yaitu mempercepat pembangunan jaringan pitalebar di seluruh wilayah, serta menciptakan ekosistem teknologi yang mendukung pertumbuhan industri-industri lain.

“Kalau 5G ini diimplementasi secara penuh, gaya hidup kita akan berubah. Karena kita memiliki kecepatan dengan jaringan ini,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dalam acara Demo 5G yang diselenggarakan Ericsson di Jakarta, Senin (3/4).

5G telah digadang-gadang bakal jadi salah satu teknologi tulang punggung dalam kesuksesan mobil otonom yang membutuhkan akses super stabil yang sama sekali tidak boleh tumbang (drop) demi menciptakan kendaraan yang responsif dan bisa meminimalkan jumlah kecelakaan.

Selain memiliki latency rendah, sinyal 5G juga memiliki bandwidth yang sangat besar. Secara teori bisa hingga 20Gbps, meski kenyataan dilapangan saat ini rata-rata baru 100Mbps. Tapi kecepatan 100Mbps ini juga sudah tergolong cepat, mengingat sinyal 4G rata-rata 10Mbps hingga 50Mbps untuk rata-rata di lapangan.

Alasan mengapa bisa tercipta sinyal yang memiliki latency rendah dan bandwidth tinggi, yaitu karena sinyal 5G sangat padat atau memakai frekuensi tinggi. Namun ada kelemahannya. Dimana biasa sinyal 4G bisa menjangkau area lebih luas, sinyal 5G harus terfokus. Hal ini berpengaruh pada kekuatan sinyal nantinya.

Teknologi 5G akan segera hadir dengan mempunyai tiga visi:

  1. mengembangkan broadband telekomunikasi hingga 20 Gbps
  2. mempunyai realibilitas (kehandalan) yang tinggi dan latency rendah kurang dari 1 milidetik
  3. mampu menangani sejumlah piranti dengan perbandingan 1 orang : 10 piranti.