Sejumlah netizen menolak perayaan hari kasih sayang atau hari valentine yang jatuh pada 14 Februari, mendatang. Penolakan tersebut telah ditunjukkan sejak awal Februari melalui tanda pagar (tagar) #SayNoToValentine.
“Cintai aku dengan AKADMU, jangan cintai aku dengan coklatmu. #SayNoToValentine” tulis akun Twitter @nurulatiqahr, Kamis (12/2).
Sejumlah akun lain mengatakan di dalam agama Islam tidak ada perayaan valentine, sehingga remaja muslim tidak perlu ikut merayakan. Seperti dalam akun Twitter milik @citrameidaputri yang menulis “Valentine’s day? Not for me because I’m a Muslim#SayNoToValentine,” Jumat (6/2).
Pengamat Media Universitas Indonesia (UI), Irwansyah mengatakan, media memiliki kekuatan besar dalam memobilisasi massa, termasuk media online yang akunnya dikelola secara personal seperti Twitter.
Dengan adanya kampanye tagar #SayNoToValentine, media telah berjalan sesuai fungsinya untuk memberikan informasi secara berimbang. Mengingat informasi yang sering didapat remaja masa kini lebih menjurus ke pengajakan perayaan valentine.
“Media seharusnya bersifat menginformasikan tanpa ada keberimbangan dua sisi yang berbeda,” jelasnya, Kamis (12/2).
dikutip dari Republika