Mahasiswi Komunikasi Lolos Program YSEALI Academic Fellowship di Amerika

UMS. Pepatah yang menyebutkan, usaha tidak akan menghianati hasil rupanya terjadi pada Luxy Nabela Farez. Gadis kelahiran Sragen, 17 Mei 1996 tersebut berhasil lolos YSEALI Academic Fellowship di Amerika Serikat (AS). Dirinya menjadi satu dari 8 mahasiswa Indonesia yang akan diberangkatkan ke AS Maret 2020 mendatang.

YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative Program) merupakan program yang diinisiasi oleh presiden Amerika Serikat, Barrack Obama 2013 lalu dengan tujuan mengumpulkan pemimpin-pemimpin muda yang ada di Asia Tenggara untuk berbagi pengalaman. Proyek itu menciptakan dampak yang baik untuk anak-anak muda selanjutnya. Selain itu, melalui program ini AS berharap bisa menguatkan hubungan antara AS dengan komunitas negara-negara di ASEAN.

Prestasi yang diraih Luxy, begitu sapaan akrabnya, tak semudah membalikkan telapak tangan. Dirinya sempat mengalami jatuh bangun hingga akhirnya berhasil seperti sekarang ini. “Sudah belasan kali saya apply program Student Exchange sejenis di Eropa, Thailand dan Kroasia, namun belum satupun berhasil. Sampai pada akhirnya saya mencoba di YSEALI Academic Fellowship, itu pun sempat mengalami kegagalan pada percobaan pertama. Tapi aku tak putus asa, dan alhamdulillah percobaan yang kedua saya berhasil lolos,” ucap Luxy.

Raut bahagia terpancar dari wajah cantiknya. “Wahhhhh seneng banget, nangis, sujud syukur, bersyukur banget, bangga sama diri sendiri, campur aduklah pokoknya. Karena dari 1.600an pendaftar di bidang Civic Engagement hanya 8 yang diterima. Terus saya itu sudah belasan kali coba berbagai program exchange kan, baru kali ini lolos. Ya ngga nyangka banget bisa ke USA gratis lagi. Haduh mau copot jantung rasanya saat denger lolos,” tutur Luxy dengan mata berkaca-kaca.

Luxy yang saat ini tercatat sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) harus meninggalkan kampus tercintanya dan bertolak ke University of Nebraska at Omaha USA. Kurang lebih selama lima minggu sejak 14 Maret – 18 April 2020 dirinya akan mendapatkan pelatihan, berdiskusi dengan komunitas-komunitas sosial terutama gender yang ada Amerika Serikat. Bahkan pada tujuh hari terakhir para peserta akan tinggal langsung dengan penduduk di daerah setempat.

Tugas Luxy usai dari sana adalah mempraktikkan ilmu dan pengalaman yang telah ia dapat. “Iya nanti sepulang dari sana tugasku mempraktikkan ilmu dan pengalaman yang saya dapat selama disana. Niatku itu ingin memfasilitasi temen-temen agar bisa bicara tentang women discoursegender equality, dan juga feminis,” ucap dia.

Rencananya untuk menjalankan programnya, Luxy akan menggandeng komunitas-komunitas yang ada di Solo seperti Girls Salirang, Larasati dan Pukaps (Pusat Kajian Perempuan Solo). Adapun kegiatan yang ingin ia lakukan adalah tentang human resourceequality naturewatch movievalue inside, bicara soal tokoh tokoh feminis isu-isu kontemporer.

Di akhir, ia berpesan kepada para mahasiswa agar jangan takut bermimpi. “Jangan takut untuk bermimpi! Kenali passion dan spesifikasimu! Difokuskan dari sekarang, specialist women studieshuman rightmental healthenvironmental studiessociopreneur studies dll. Dream big! Act real! Be resilient (ulet) and be persistant (tekun). Gagal? Coba lagi coba terus sampai berhasil. Usaha gak akan mengkhianati hasil kok.” tutup Luxy penuh senyuman. (Bangkit N/Humas).